Walau Rupiah Menguat, Menkeu Masih Waspadai Ekonomi Global

Media Apakabar.com
Senin, 07 Januari 2019 - 20:11
kali dibaca
Int 
Mediaapakabar.com-Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Bank Indonesia (BI) buka suara mengenai keperkasaan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sepanjang hari ini, Senin (7/1/2018).  

Seperti diketahui, US$ 1 dibanderol Rp 14.085 kala penutupan pasar spot. Rupiah menguat 1,26% dibandingkan posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu. 

Dikutip dari infopresiden.com, Senin (7/1/2019), berbicara usai sidang kabinet paripurna, bendahara negara menyebut penguatan rupiah dipicu dari derasnya arus modal yang masuk ke pasar keuangan Indonesia lantaran prospek ekonomi domestik yang cukup positif.  

"Ini menimbulkan posisi Indonesia yang berbeda dengan negara yang selama ini mengalami volatilitas dan vulnerabilitas lebih tinggi," kata Sri Mulyani di kompleks kepresidenan.

Sehingga, tambahnya, kita bisa gain atau bisa mendapatkan manfaat dalam bentuk capital flow [arus modal asing]


Kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia, dianggap karena faktor pelaksanaan kas keuangan negara sepanjang 2018 yang menunjukkan performa positif.

Namun, Sri Mulyani tak memungkiri bahwa Indonesia tetap perlu mewaspadai berbagai perubahan ekonomi global seperti arah kebijakan The Fed, maupun dari perkembangan damai dagang AS dan China.

"Sekarang kami melihat bahwa kepercayaan terhadap perekonomian dan juga suasana global tetap harus kita waspadai. Capital inflow sudah mulai terjadi, sehingga neraca pembayaran jadi positif," katanya.

"Kita lihat tekanan terhadap rupiah sudah semakin berkurang, tapi kami akan jaga terus bersama BI dari sisi persepsi," tegasnya.

Kepala Departemen Pengelolaan BI Nanang Hendarsah pun mengemukakan hal serupa. BI menegaskan, akan berada di pasar menjaga stabilitas nilai tukar sesuai dengan nilai fundamentalnya.

"Menguatnya Rupiah yang signifikan hari ini menujukkan kepercayaan pasar terhadap Rupiah sangat kuat," jelas Nanang. 

"BI akan terus memonitor secara cermat dinamika pasar keuangan global yang merespon proses negosiasi kesepakatan dagang AS - China dan stance kebijakan moneter the Fed."

"BI akan tetap berada di pasar untuk mengawal dan merespon dengan seksama pergerakan Rupiah, untuk memastikan kepercayaan masyarakat terhadap rupiah tetap tinggi," tegas Nanang. (*/dani)
Share:
Komentar

Berita Terkini