Mahahtir Sebut Dari Dulu Singapura Tidak Cocok dengan Orang-orang di Malaysia

Admin
Senin, 21 Januari 2019 - 11:47
kali dibaca
Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad. Sumber: Razak Ghazali/malaymail.com
Mediaapakabar.com - Perdana Menteri Mahathir Mohamad mengatakan mengeluarkan Singapura dari federasi pada 1965 adalah keputusan bijak karena menurut Mahathir negara pulau itu tidak cocok dengan orang Malaysia.
Saat itu Mahathir ditanya apakah dia yakin Malaysia pantas untuk mengusir Singapura, dengan manfaat dari tinjauan sejarah.
"Itu sudah lama terjadi, kita tidak bisa berbuat apa-apa, jadi kita tidak mempertanyakan apakah itu benar atau salah. Tetapi kenyataannya adalah bahwa Singapura adalah bagian dari Malaysia sebelumnya. Ini negara kita," katanya dalam sesi dialog setelah menyampaikan pidato di Oxford Union di Inggris pada Sabtu kemarin, seperti dilansir dari Malay Mail, 20 Januari 2019.
"Biasanya, ketika suatu negara memutuskan untuk melakukan dekolonisasi, tanah tersebut dikembalikan kepada pemilik tanah itu, ke negara yang memiliki tanah itu, yang terjadi di Hong Kong dan Makau dan tempat-tempat lain. Tetapi dalam kasus kita, kita menemukan bahwa orang-orang di Singapura tidak cocok dengan orang-orang di Malaysia. Mereka memiliki sudut pandang yang berbeda, ide yang berbeda tentang bagaimana sebuah negara harus diperintah, jadi karena alasan itulah mereka diminta untuk meninggalkan Malaysia, dan saya pikir itu adalah keputusan yang bijaksana pada waktu itu," tambahnya seperti yang dilansir Tempo.co
Malaysia berdiri pada 16 September 1963 ketika Federasi Malaya, Kalimantan Utara (sekarang Sabah), Sarawak dan Singapura memutuskan untuk bersatu sebagai negara baru.
PM Sngapura Lee Hsien Loong bertemu PM Malaysia Mahathir Mohamad di Perdana Leadership Foundation, Putrajaya, Malaysia pada 19 Mei 2018.[Foto MCI/The Bussines Times]
Pada 9 Agustus 1965, Malaysia mengeluarkan Singapura dari federasi.
Ini kurang dari tiga tahun setelah sebagian besar warga Singapura memberikan suara dalam referendum untuk bergabung dengan Federasi Malaysia dan juga kurang dari dua tahun sejak pembentukannya.
Perpisahan yang memilukan itu didahului oleh kerusuhan ras 1964 yang mematikan di Singapura, yang berkontribusi pada keputusan Singapura untuk berpisah dari Malaysia.
Baik Majelis Rendah dan Tinggi Parlemen Malaysia pada 9 Agustus 1965 dengan suara bulat menyetujui RUU untuk mengamandemen konstitusi Malaysia untuk memungkinkan pemisahan Singapura menjadi negara merdeka.
Kemudian Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew pada saat itu berbicara tentang kesedihannya pada pemisahan Singapura dari Malaysia, berbagi keyakinannya bahwa ada cara lain untuk mengurangi ketegangan komunal di negara itu, tetapi juga mencatat bahwa Perdana Menteri Malaysia Tunku Abdul Rahman bersikeras pada pemisahan.
Tunku Abdul Rahman dilaporkan mengkonfirmasikan pada hari yang sama bahwa idenya agar Singapura dipisahkan dari Malaysia karena "tidak ada harapan untuk perdamaian" dan "tidak ada akhir pertengkaran" dengan Singapura. (AS)
Share:
Komentar

Berita Terkini