Tiga Unit Mobil Termasuk Bus Berpenumpan 30 Orang Terseret Longsor, Satu Orang Tewas

Admin
Jumat, 14 Desember 2018 - 16:58
kali dibaca
Alat berat membersihkan material longsor di Jalur Lintas Padang - Jambi, Panorama II Sitinjau Lauik, Padang, Sumatera Barat, Jumat, 14 Desember 2018. Foto: Antara
Mediaapakabar.com - Sebanyak tiga unit mobil terseret material longsor yang terjadi di Sitinjau Lauik, Padang, Sumatera Barat, Kamis malam, 13 Desember 2018, sekitar pukul 22.30 WIB.

"Informasi awal yang dihimpun dari lokasi ada tiga unit mobil yang terkena material longsor dan terdorong ke jurang di sisi lain jalan," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Padang, Edi Hasymi di lokasi kejadian, Jumat dinihari, (14/12/2018).

Salah satu mobil tersebut adalah angkutan umum Bus Family Raya yang saat itu tengah mengangkut 30 penumpang. Posisi bus menggatung di bibir jurang. Dua lainnya adalah minibus dan truk.

Ia mengatakan, ada lima korban yang sudah dilarikan ke rumah sakit akibat longsor Sitinjau Lauik.

"Lima korban yang sudah dievakuasi belum teridentifikasi penumpang dari mobil yang mana," katanya seperti yang dikutip dari Tempo.co

Berdasarkan informasi terbaru hingga Jumat pukul 02.45 WIB, salah satu dari lima orang tersebut meninggal. Tiga lainnya luka-luka, dan satu mengalami koma.

Evakuasi secara manual dilakukan oleh tim gabungan dari personel BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Padang, Tim Reaksi Cepat (TRC) PT Semen Padang, dan insan kebencanaan lainnya. Pada pukul 02.59 WIB, satu unit alat berat milik TRC Semen Padang sudah datang ke lokasi.

Pada bagian lain, longsor di Sitinjau Lauik, Padang, terjadi pada Kamis sekitar pukul 22.30 WIB, tepatnya di kawasan panorama dua. Akibatnya, akses jalan dari Padang menuju Kabupaten Solok terputus.

Di area ini, material longsor menutupi badan jalan dengan lebar sekitar 30 meter. Tinggi material 2-3 meter. Dampaknya, terjadi kemacetan panjang untuk kendaraan yang akan menuju ke Solok ataupun ke Padang. (AS)
Share:
Komentar

Berita Terkini