Aneh KNKT Ubah Hasil Investigasi Lion Air Jadi Layak Terbang Usai Umumkan Tak Layak Terbang

Admin
Sabtu, 01 Desember 2018 - 11:38
kali dibaca
Pesawat Lion Air boeing 737 MAX 8. Foto: Pojoksatu.id
Mediaapakabar.com - Bantahan dan klarifikasi yang disampaikan Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) terkait kecelakaan pesawat JT 610 membuat banyak pihak mempertanyakan cara kerja di lembaga non struktural di lingkungan Kementerian Perhubungan itu.

“Terkesan ngawur dan tidak teliti,” kata pengamat kebijakan publik Agus Pambagio seperti yang dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Jum’at (30/11).

Pada Rabu (28/11), KNKT mengumumkan hasil investigasi awal bahwa pesawat Lion Air PK-LQP tidak layak terbang. Namun sehari kemudian KNKT mengumumkan pesawat layak terbang.

Agus mengatakan sejak awal KNKT seharusnya menggunakan bahasa-bahasa teknis yang sederhana sehingga mudah dipahami dalam mengumumkan hasil investigasinya.

“Ditakutkan ada istilah yang keliru dan menggunakan istilah-istilah teknik. Agar orang tidak salah baca. Harus diperbaiki, harus jelas,” demikian kata Agus Pambagio.

Perubahan hasil investigasi sementara jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 menimbulkan tanya banyak orang. KNKT menyebut pesawat tidak layak terbang. Namun tak kurang dari 24 jam, setelah diprotes Lion Air, KNKT meralat kesimpulannya.

“KNKT harus menjaga independensi, tidak boleh dipengaruhi,” kata anggota Komisi V DPR Bambang Haryo, Jum’at (30/11).

Bambang menilai janggal pernyataan ralat yang disampaikan KNKT melalui Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan Nurcahyo Utomo bahwa pesawat layak terbang.

Sebab, kondisi pesawat sudah diketahui saat menempuh rute Denpasar-Jakarta, atau beberapa jam sebelum terbang rute Jakarta-Pangkalpinang.

Bambang menduga ralat KNKT karena ada intervensi dari pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Pasalnya Kemenhub bisa disalahkan karena ijin terbang Lion Air PK-LQP atas dasar rekomendasi mereka.

“Pilot Lion Air sudah menggunakan manual system-nya dan tidak menggunakan automatic system-nya saat keadaan dalam bahaya,” demikian kata Bambang Haryo. (AS)
Share:
Komentar

Berita Terkini