31 Pekerja Proyek Trans Papua Dibantai KKB, Respon Presiden Jokowi: Kita Tidak Takut

Admin
Rabu, 05 Desember 2018 - 09:30
kali dibaca
Presiden Jokowi saat mengeluarkan pernyataan soal pembunuhan pekerja trans Papua. Foto: Tempo.co
Mediaapakabar.com - Presiden Joko Widodo atau Jokowi memastikan pembangunan infrastruktur di Papua tetap berlanjut meski ada insiden penembakan terhadap 31 pekerja proyek olek Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kabupaten Nduga.

"Pembangunan infrastruktur di tanah Papua tetap berlanjut. Kita tidak akan takut oleh hal seperti itu," kata Jokowi di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa, 4 Desember 2018.

Jokowi mengatakan setiap pembangunan di Papua pasti dilakukan dengan penjagaan oleh TNI di bagian terdepan.

Ia mengakui bahwa pembangunan di tanah Papua itu sangat sulit dan masih terdapat gangguan keamanan dari kelompok bersenjata. Sebab, wilayah Nduga sebelumnya termasuk dalam zona merah karena tingkat kerawanannya.

"Kita menyadari pembangunan di tanah Papua itu memang medannya sangat sulit dan juga masih dapat gangguan seperti itu," kata dia seperti yang dilaporkan Tempo.co.

Jokowi mengatakan sudah memerintahkan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian untuk mengecek informasi terkait kabar pembunuhan 31 pekerja trans papua proyek jembatan di Nduga. Sebab, kata dia, informasinya masih simpang siur karena terkendala signal.

Sebanyak 31 orang pekerja Proyek Istaka Karya yang sedang membangun jembatan di Kali Yigi dan Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua diduga dibunuh kelompok bersenjata, pada 2 Desember 2018. Kepolisian Daerah Papua menyatakan, hingga Senin, 3 Desember 2018, pukul 22.35 sebanyak 24 orang yang tewas identitasnya diketahui.

Delapan orang sempat menyelamatkan diri ke rumah seorang anggota DPRD. Namun, delapan orang itu dijemput oleh kelompok bersenjata. “Tujuh di antaranya dibunuh, satu orang kabur dan belum ditemukan,” kata Kepala bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Ahmad Musthofa Kamal, Selasa, 4 Desember 2018.

Sebelum pembunuhan terjadi, kata Ahmad, berdasarkan informasi yang diterima, pada Sabtu, 1 Desember 2018 sekitar pukul 20.30, Cahyo yang bertugas sebagai Project Manager PT Istika Karya paket pembangunan jembatan Habema-Mugi, mendapat telepon dari nomor yang biasa dipegang oleh Jhoni yang merupakan Koordinator lapangan PT Istika Karya pengerjaan proyek pembangunan jembatan itu. Cahyo tidak paham dengan maksud pembicaraan orang yang menelepon tersebut.

Jhoni terakhir melakukan komunikasi melalui sms dengan PPK satuan kerja PJN IV PU Binamarga wilayah Habema-Kenyam, Monang Tobing pada 30 November 2018.

Sementara itu, kata Ahmad, informasi dari pos Satgaspamrahwan 755/Yalet di Napua-Wamena, pada 30 November 2018 pukul 04.00, tercatat satu mobil ran strada dengan inisial sopir MS bermuatan BBM Solar menuju Camp Istaka Karya di Distrik Yigi dengan membawa lima orang pegawai dan tiba kembali di Wamena pada pukul 18.30.

Pada Minggu dinihari, pukul 02.00, dua mobil menuju ke Camp Distrik Yigi dengan masing-masing membawa 15 orang pekerja proyek dari PT Istaka Karya.

Malam hari, pukul 20.00, satu mobil Strada kembali ke Wamena. Dan pada Senin 3 Desember 2018 satu mobil Strada kembali melanjutkan dari Wamena ke Distrik Mbua Kabupaten Nduga.

Menurut Ahmad, dari informasi bahwa satu mobil strada yang membawa 15 orang pekerja proyek dari PT Istaka Karya sampai saat ini belum kembali ke Wamena. Informasi itu diterima pada Senin 3 Desember 2018 pukul 15.30 WIT. Setelah mendapat informasi itu, personel gabungan dari Polri dan TNI yang dipimpin Kepala Bagian Ops Polres Jayawijaya, AKP. R.L. Tahapary bergerak dari Wamena menuju Distrik Yigi Kabupaten Nduga.

"Namun saat tiba di kilometer 46, tim bertemu dengan salah 1 mobil dari arah Distrik Bua dan menyampaikan untuk tim segera balik karena jalan di blokir oleh kelompok kriminal bersenjata," ujar Ahmad. (AS)
Share:
Komentar

Berita Terkini