Pasokan Gas Elpiji 3 Kg di Binjai Langka dan Harganya Melambung, Warga Curhat ke Dewan dan Pemko

Admin
Senin, 01 Oktober 2018 - 10:13
kali dibaca
Warga Binjai tampak sedang mengantri mendapatkan gas elpiji 3 kg. Foto: Tribun Medan
Mediaapakabar.com - Warga Kota Binjai sebulan terakhir meradang akibat kelangkaan dan tingginya harga LPG 3 Kg di beberapa lokasi di Kota Binjai. Kelangkaan disinyalir warga diduga dampak dari adanya permainan pasar nakal dengan trik penimbunan oleh agen di Kota Binjai.

Permainan pasar yang nakal ini muncul dari pengakuan beberapa pengusaha pangkalan LPG 3 KG yang secara sepihak ditutup oleh PT Bahma Putra Mandiri Sejahteral, Agen Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Kota binjai yang dikoordinir oleh Hj Ayu Brahmana.
Hasil penelusuran di lapangan, diketahui ada empat pangkalan LPG 3 Kg yang diminta untuk menandatangani surat pernyataan tidak menjadi pangkalan LPG 3 Kg oleh PT Bahma Putra Mandiri Sejahtera. Permasalahan ini pun dilaporkan warga ke pihak dewan.
"Ini permaianan mereka. Kami sudah mengadukan hal ini ke DPRD Binjai dan Pemko Binjai. persoalannya pun sudah dibahas melalui Rapat Dengar Pendapat yang digelar Komisi C," ungkap Iriaman, selaku pemilik izin pangkalan LPG 3 Kg yang berada di Jalan Ikan Paus, Kelurahan Tanah Tinggi, Kecamatan Binjai Timur, Minggu (30/9).
Lanjut Iriaman, aduan mereka tidak menuai hasil. Pihak agen yang dilaporkan memberhentikan pasokan gas pangkalan tidak bersedia hadir dalam rapat yang digelar DPRD Binjai pada minggu lalu. Pihak agen beralasan sedang di Jakarta.
Iriaman membeberkan kondisi kelangkaan LPG disebabkan kritisnya pasokan di empat pangkalan yang ditutup sepihak berlokasi di, pangkalan M Ishak, Pangkalan Paimun Km 18 Binjai Timur, Pangkalan Haris, dan Pangkalan Agustiono. Bahkan Iriaman mengalami perlakukan dikeluarkan dari Group Whatsapp PT BPMS (Bahma Putra Mandiri Sejahtera).
"Di pangkalan binaan Agen PT Bahma Putra Mandiri Sejahtera/Hiswana Migas dengan stok kuota 480 tabung LPG 3 Kg. Sudah sebulan ini kami di pangkalan yang dua Kecamatan tidak lagi diisi oleh PT Bahma. Kami biasa per bulan mendapat jatah 480 tabung LPG 3 Kg, kini dihentikan tanpa musyawarah sama sekali. kami menduga kelangkaan ini merupakan permaianan mereka (PT Bahma Putra Mandiri Sejahtera," tukas Iriaman seperti yang dilansir Tribun Medan.
Iriaman heran atas kelangkaan gas LPG 3 Kg. Selama ini yang diketahuinya bahwa PT BPMS memiliki kuota 45000 tabung gas LPG 3 kg/bulan.
"Sudah ada selama sebulan ini stok kami dihentikan, dijual kemana stock 480 tabung di kali 4 Pangkalan yang seharusnya kami punya, dan kenapa bisa terjadi kelangkaan dan kenaikan harga di kota Binjai. Padahal dampak dari dihentikannya pasokan gas terhadap 4 pangkalan kami seharusnya malah membuat kelebihan kuota, namun kenapa malah langka. Ini kan menimbulkan dugaan penimbunan gas LPG 3 Kg," bebernya.
Pangkalan yang diduga sepihak ditutup Agen Hj Ayu Brhamana hingga kini masih menunggu kelanjutan pengaduan mereka ke DPRD Kota Binjai. Diharapkan kepada pihak terkait, khususnya DPRD Binjai agar serius mencari solusi permasalahan yang terjadi. Apalagi akibat langka harga gas 3 Kg meroketnya mencapai Rp 25 ribu per tabung. Akibat pembiaraan jual beli malampaui Harga Eceran Tertinggi (HET)nya, Rp 16 ribu.
Terpisah, Hj Ayu Brahmana sempat membuat statement di media online dengan menuding tim pengawasan yang dibentuk tidak peduli dengan situasi ini. Padahal peran serta Agen seharusnya dituntut lebih dan dapat menindak para pangkalan yang menaikkan harga jual tabung subsidi pemerintah.
Hj Ayu Brahmana, dikonfirmasi menampik adanya pemberhentian suplay ke empat pangkalan. Menurutnya, dari empat pangkalan yang dimaksud, dua pangkalan pemiliknya sudah meninggal dunia, yaitu Haris dan Paimun.
"Begitu meninggal dunia, maka kontrak selesai. Malah untuk Haris dialihkan tanpa ada koordinasi, sedangkan M Ishak, kuota hanya 20. Apa hal itu layak disebut pangkalan," cetus Ayu.
Ayu juga menekankan, agar semua pangkalan 3 Kg harus berusaha mengurangi subsidi dengan cara menawarkan Bright Gas 5,5 Kg ke masyrakat. Ayu juga berdalih bahwa PT BPMS datang memenuhi undangan Komisi C DPRD Binjai untuk RDP.
"Untuk M Ishak sudah berbulan bulan diingatkan, namun tidak juga dijalankan. Inikan program pemerintah. Haris begitu meninggal dunia tiba-tiba datang orang yang tidak dikenal dan mengaku pangkalan telah dijual kepada mereka," beber Ayu.
"Kami datang diwakili oleh Riki. Karena Riki juga orang lapangan dan bagian dari perusahaan, jadi sepaham dengan saya. Sedangkan jauh hari sudah saya beritahukan bahwa saya di Jakarta. Sedangkan pemberitahuan rapat 2 hari sebelumnya," ungkapnya.
"Jangan jual subsidi aja. Biar merata, sesuai taraf ekonominya. Sekarang saya tidak mau pangkalan kuotanya di bawah 30," pungkas Ayu Brahmana. (AS)
Share:
Komentar

Berita Terkini