Medan Dilanda Curah Hujan Tinggi, Edy Rahmayadi Keluarkan Surat Edaran

Admin
Jumat, 12 Oktober 2018 - 12:15
kali dibaca
Edy Rahmayadi saat berjalan menuju kantor Gubsu dalam situasi banjir. Foto: Tribun Medan
Mediaapakabar.com - Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi mengeluarkan surat edaran terkait dengan curah hujan yang tinggi dan mengakibatkan banjir di beberapa wilayah di Kota Medan dan Kabupaten Langkat.

Berdasarkan prakiraan curah hujan Sumatera Utara untuk bulan September, Oktober, November dan Desember yang dilaporkan BMKG diperkirakan masih di atas normal.

Untuk itu dia menghimbau melakukan sosialsiasi kesiapsiaggan antisipasi banjir /longsor kepada masyarakat terutama di kawasan daerah aliran sungai dan hulu hingga hilir seperti yang tertuang dalam surat edaran Gubernur Sumut, Kamis (11/10/2018).

Dia meminta menyiagakan sumberdaya perangkat daerah masyarakat dan dunia usaha guna mengantisipasi terjadi longsor/banjir di wilayah masing-masing, terutama kawasan yang rawan terjadi bencana akibat curah hujan yang tinggi.

"Menata kembali kembali kawasan perumahan, pemukiman, pertanian dan bangunan lainnya yang berada pada kawasan rawan banjir," tulis Edy dalam surat edaran tersebut.

Sebelumnya Edy mengaku masih mencari solusi terkait banjir yang kerap melanda Kota Medan dan sekitarnya belakangan ini.

"Oh iya, kami masih mencari solusinya. Banjir itu karena apa dan terus solusinya bagaimana? Kami cari tahu dulu bagaimana," katanya di lantai delapan Kantor Gubernur, Selasa (9/10/2018).

Edy berharap, permasalahan banjir segera terselesaikan lantaran banyak masyarakat sudah mengeluhkan masalah ini apalagi saat hujan turun.

"Akan kami cepat selesaikan masalah ini," katanya seperti yang dikutip dari Tribun Medan.

Genangan air setinggi mata kaki pada Jumat (5/10/2018)  membuat Edy dan Wakil Gubernur Musa Rajeckshah tidak bisa menunaikan shalat Ashar di Masjid Agung.

Awalnya, lorong jalan yang menghubungkan Kantor Gubernur dengan Masjid Agung hanya digenangi air melebihi mata kaki.

Namun, ketika memasuki pekarangan Masjid Agung, tinggi air bertambah hingga sepaha orang dewasa.

Akibatnya, Edy dan Musa tidak dapat melewati genangan air menuju Masjid Agung. Keduanya yang mengenakan sandal jepit melipat celananya hingga sepaha lalu memantau kondisi genangan air.

Saat itu, genangan air di sebelah kiri Gedung Kantor Gubernur mengalir deras menuju basement.

Akibatnya, air di areal parkir ini tergenang setinggi paha. Pegawai negeri sipil (PNS) yang memarkirkan mobil terlihat sibuk mengeluarkan kendarannya. (AS)
Share:
Komentar

Berita Terkini