Warga Palu Dilanda Kelaparan 'Disuruh' Jarah Minimarket, Menteri Tjahjo Kumolo Beri Klarifikasi

Admin
Minggu, 30 September 2018 - 20:44
kali dibaca
Warga Palu saat melakukan penjarahan makanan. Foto: Istimewa
Mediaapakabar.com - Dua hari setelah gempa dan tsunami, warga Palu Sulawesi Tengah mulai dilanda kelaparan.

Sejumlah toko belum buka sejak tsunami pada Jumat, 28 September 2018. Akibatnya, warga kesulitan mendapatkan kebutuhan sehari-hari, khususnya makanan. Sementara banguan pemerintah masih sangat terbatas.

Atas dasar itulah pemerintah mempersilahkan warga Palu untuk ‘menjarah’ toko yang masih tutup untuk mendapatkan makanan.

Kesempatan itu dimanfaatkan warga Palu. Puluhan warga ‘menjarah’ salah satu minimarket dan mengambil barang-barang di dalam toko tersebut.

Aksi ‘penjarahan’ itu direkam warga lainnya, kemudian dibagikan di grup WhatsApp dan media sosial. Dalam sekejap, video itu pun langsung viral.

Video ‘penjarahan’ ini mendapat tanggapan beragam dari berbagai pihak. Ada yang memuji pemerintah, tapi tak sedikit pula yang mencela.

Pemerintah dituding membuka peluang bagi warga lain untuk melakukan penjarahan di tempat berbeda.

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo langsung mengklarifikasi berita yang menyebut pemerintah mempersilahkan warga menjarah toko seperti yang dilansir Pojoksatu.id.

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo.
Menurut Tjahjo, perintah yang dikeluarkan adalah aparatur pemerintah di Sulteng memborong makanan dan minuman untuk diberikan secara gratis kepada masyarakat korban bencana.

“Pak dibeli Pak, kita gotong royong. Gitu saja. Saya saja borong kok. Toko-toko itu tutup, tidak ada yang buka. Itu masalahnya,” ujar Tjahjo saat wawancara di salah satu stasiun televisi nasional, Jakarta, Minggu (30/9).

Tjahjo menuturkan, hal itu dilakukan secara spontan karena terbatasnya akses pemberian bantuan ke daerah terdampak bencana gempa dan tsunami pada Jumat (28/9).

Ribuan warga mengungsi. Sementara korban tewas akibat kejadian tersebut terus bertambah. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis sejauh ini sebanyak 821 korban tewas ditemukan di Palu, dan 11 lainnya ditemukan di Donggala.

“Itu hanya hari Sabtu, hanya hari Sabtu saja, untuk membeli. Karena sekarang sudah jalan, itu (pembelian) saya sampaikan dalam rapat resmi kok,” tukas Tjahjo.
Share:
Komentar

Berita Terkini