Arab Saudi dan Kanada Memanas Akibat Ulah Aktivis Perempuan, Ini Awal Perlawanan Samar

Admin
Rabu, 08 Agustus 2018 - 09:52
kali dibaca
Samar Badawi, aktivis hak asasi manusia Arab Saudi 
Mediaapakabar.com - Hubungan Arab Saudi dan Kanada tengah panas-panasnya.
Hal itu atas tuduhan Arab Saudi pada Kanada, yang dianggap melakukan 'campur tangan' dalam urusan domestik kerajaan itu.
Arab Saudi pun mengusir duta besar Kanada dan membekukan semua perdagangan antara kedua negara.
Dalam sebuah pernyataan, yang dilansir dari BBC, Kementerian Luar Negeri Saudi mengatakan, langkah Kanada pekan lalu yang menyerukan pembebasan warga sipil dan aktivis hak-hak perempuan yang ditahan, merupakan pelanggaran terhadap kedaulatan Arab Saudi.
Mereka yang ditahan dan diserukan pembebasannya oleh Kanada antara lain pegiat HAM Arab Saudi, Samar Badawi.
Samar Badawi dan Nassima al-Sadah, ditangkap aparat Saudi pada awal bulan Agustus 2018.
Menurut lembaga Human Right Watch, sejak Mei lalu Saudi gencar menangkapi para aktivis HAM.
Hasil gambar untuk Samar Badawi
Sosok Samar Badawi
Nama Samar Badawi sendiri tidak asing di dunia aktivisme hak-hak perempuan di Arab Saudi.
Dia pernah dipenjara pada Januari 2016 namun dibebaskan tidak lama kemudian.
Tahun 2018 ini, Samar menjadi bagian dari banyak aktivis HAM perempuan yang ditangkapi di Saudi.
Belum diketahui apa tuduhan terhadap dirinya, namun beberapa aktivis yang ditangkap dituding melakukan kontak mencurigakan dengan asing atau mendapatkan bantuan finansial dari luar negeri.
Penangkapan Samar dilakukan di tengah upaya reformasi yang dilakukan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman, salah satunyua mengizinkan perempuan untuk mengemudi.
Wanita 37 tahun ini adalah kakak dari Raif Badawi, penulis Saudi yang divonis penjara 10 tahun dan cambuk 1.000 kali karena dianggap menghina Islam di blognya pada 2014 lalu.
Mantan suami Samar Badawi juga aktivis HAM dan tengah menjalani hukuman penjara 15 tahun di Arab Saudi.
Samar telah memiliki satu orang anak.
Awal Perlawanan Samar
Samar Badawi melakukan perlawanan pertamanya terhadap kendali ayahnya sendiri.
Wanita keturunan Saudi-Amerika ini menggugat ayahnya yang dituduhnya telah menyiksanya secara fisik selama 15 tahun dan melarangnya menikah.
Ayahnya menggugat balik Samar dengan hukum ketidakpatuhan terhadap walinya (orangtuanya).
Samar pun sempat dipenjara. Namun, hakim memindahkan kewalian dirinya pada pamannya.
Sejak saat itu, Samar Badawi lebih vokal memprotes ketidaksetaraan antara pria dan wanita di Arab Saudi.
Salah satunya soal hak memilih dan mengendarai mobil bagi wanita serta tidak diperbolehkannya perempuan bepergian tanpa mahram.
Pada 2012, Samar Badawi pun dianugerahi International Women of Courage Award oleh pemerintah Amerika Serikat atas keberaniannya menyuarakan HAM perempuan.
Pemerintah Saudi pada 2014 mengeluarkan larangan terbang bagi Samar untuk aktif menghadiri forum-forum HAM di berbagai negara.
Arab Saudi Usir Duta Besar Kanada 
Atas kemarahan Arab Saudi ini, penerbangan dan pendidikan warga Saudi ke Kanada pun dihentikan.
Arab Saudi akan memindahkan 15 Ribu mahasiswanya dari Kanada.
Perseteruan kedua negara bermula ketika Menteri Luar Negeri Kanada Chrystia Freeland melalui akun twitternya mengomentari penangkapan Samar Badawi.
Kemenlu Kanada menyerukan untuk pembebasan Samar.
Seruan tersebut pun dibalas Arab Saudi.
Menurut Saudi, seruan tersebut adalah bentuk intervensi Kanada terhadap urusan dalam negeri kerajaan mereka. Hingga, Minggu (5/8/2018), Arab Saudi menarik dubesnya dari Kanada dan mengusir dubes Kanada dari Arab Saudi. (AS)
Share:
Komentar

Berita Terkini