Eko Suyoko Bersepeda Keliling Indonesia,foto: apakabar |
Eko Suyoko, mengenderai sepeda tiba di Medan untuk bertemu dan berdiksusi dengan puluhan aktivis Jaringan Perlindungan Anak (JPA) dan aktivis Jaringan Letarasi seperti dari PKPA, YAFSI, SMILE, GEMAR, LBH APIK, Gugah Nurani Indonesia Bulu Cina, Taman Bacaan Desa Kolam Deli Serdang, Taman Bacaan Anak Pesisir, Teluk Meku, Langkat, dll, di Sanggar Kopa, Kampung Aur, Medan.
Pada
pertemuan yang dikoordinatori Misran Lubis dari Pusat Kajian dan Perlindungan
Anak (PKPA) dan difasilitasi Bambang F. Wibowo (YAFSI) tersebut, Eko Suyoko memaparkan bahwa
perjuangan menggalakkan literasi di kalangan anak saat ini memerlukan kerja
keras semua pihak karena kecenderungan anak menggunakan gadget sudah semakin
tinggi.
“Kita
harus kurangi waktu menggunakan gadget, orang tua harus menunjukkan kepada
anak-anak di rumah untuk lebih gemar membaca dari pada menggunakan gadget. Kita
harus memulai konsen pada literasi anak dengan cara bertahap mengurangi waktu
menggunakan gadget” papar Eko.
Menurutnya,
anak perlu didampingi orang tua dalam menggunakan gadget maupun membaca buku.
“Anak-anak harus mengenal tehnologi, tapi pada saat lain mereka harus bersikap
positif menggunakan teknologi tersebut dan peran orang tua sebagai pendamping
sangat diperlukan” ujarnya.
Mengenai
perjuangannya menggunakan sepeda dalam mengkampanyekan literasi di masyarakat
dan sekolah di berbagai kota di Indonesia, menurutnya, didasarkan pada
temuannya mengenai rangking dunia Indonesia mengenai literasi.
“Saya
gemar mengunjungi perpustakaan di Solo sebagai kota kelahiran dan Balikapan
sebagai kota tempat tinggal. Ketika saya menemukan bahwa Indonesia berada di
urutan 60 rangking dunia dalam literasi saya kaget, dan setelah berdsikusi
dengan keluarga, maka sejak Juli 2017 saya mulai bersepeda melakukan perjuangan
literasi” kisahnya.
Membawa
buku-buku mengenai dongeng, legenda dan perjuangan dengan mengenderai sepedanya
Eko Suyoko memulai perjalanan literasinya dari Surabaya menuju Bali, NTB,
Sulawesi, Papua, DIY, Jawa Barat, Banten, Lampung dan sampai ke Medan.
Di
kota-kota yang dikunjunginya Eko mengajak anak-anak membaca, kemudian anak-anak
diminta memvisualkan apa yang dibacanya dengan imajinasi masing-masing.
Eko
Suyoko berharap, masyarakat dan pemerintah harus lebih memperbanyak ruang untuk
membaca buku bagi anak-anak sehingga anak-anak dapat mengurangi waktunya
menggunakan gadget.
Koordinator
JPA Sumatera Utara, Misran Lubis, pada pembukaan diskusi literasi tersebut
menyampaikan bahwa gerakan literasi secara bertahap harus terus digerakkan
berbasis masyarakat maupun sekolah sehingga anak-anak milenial sekarang tidak
digerus waktunya oleh berbagai fasilitas teknologi yang dimiliki anak.
“Kita
akui gerakan literasi ini tidak mudah sekarang ini sehingga kerjasama
diberbagai level mutlak diperlukan agar anak-anak tidak hidup sendiri dengan
dunianya” ujar Misran.
Menganai
rencana perjuangan literasinya setelah beberapa hari di Medan. Menurunya ia
mempunyai dua rencana lagi yaitu melanjutkan perjalanan ke Aceh dan Kalimantan.
Ekopun akan mengkampanyekan literasi anak kepada masyarakat di Karo khususnya
korban erupsi Gunung Sinabung.
“Saya
juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman aktivis perlindungan anak di
Medan yang telah menerima saya dan terima kasih tak terhingga kepada Wakil
Gubernur terpilih Sumatera Utara, Bapak Musa Rajekshah, atas tali asih yang
diberikan dan semua ini akan menambah motivasi saya untuk terus memperjuangkan
gerakan literasi di Indonesia”, pungkas Eko Suyoko.(***)