Lebih Baik Buat Spanduk Dari Pada Sarana Sekolah Yang Hancur

Media Apakabar.com
Sabtu, 28 Juli 2018 - 12:48
kali dibaca
Tampak kondisi asbes sekolah yang sudah hancur 'terbiarkan'. foto: apakakabar/Robert
Mediaapakabar.com--Kondisi prasarana dan sarana sejumlah gedung SD Negeri di Kabupaten Padang Lawas (Palas) memprihatinkan sehingga membuat proses belajar tidak nyaman.

Kondisi tersebut sebenarnya sudah lama, namun seperti 'pembiaran' dan kurang mendapat perhatian baik dari pihak sekolah maupun instansi terkait yakni Dinas Pendidikan setempat.

Diantaranya SD Negeri 0508 Tanggabosi, Desa Tanggabosi, Kecamatan Lubukbarumun, Palas. Dimana asbes sekolah yang sudah rusak parah. Serta SD Negeri 0123 Sibuhuan atap seng sekolah dan mobiler yang kondisinya rusak.

Sekaitan dengan itu, baik pihak sekolah maupun instansi terkait yakni Dinas Pendidikan, seperti 'mengelak' soal kondisi tersebut.

Sementara yang digalakkan pihak Dinas pendidikan kepada sejumlah sekolah adalah membuat spanduk atau berupa himbauan. Dimana dana untuk itu diambil dari Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

Kadis Pendidikan, Abdulrahim Hasibuan saat dikonfirmasi mengaku, pihaknya tidak ada memberi arahan maupun perintah kepada para Kepala Sekolah (Kepsek) dalam memperbaiki kondisi tersebut agar membayar melalui dana BOS.

"Saya tidak ada memberi perintah maupun mengarahkan para Kepsek untuk membayarkan biaya spanduk itu dari dana BOS, terserah mereka dana untuk spanduk itu dibayar dari mana," elaknya pada wartawan, kemarin. 

Ternyata stetmen Kadisdikbud Palas, Abdulrahim Hasibuan menuai kritik pedas dari kalangan masyakat Palas.

"Hebat kali Kadis Pendidikan Palas mengatakan tidak ada mengarahkan para Kepsek membayar spanduk melalui dana BOS, lantas Kepsek membayarkan biaya spanduk dari mana?," ungkap Siregar yang mengaku warga lingkungan IV Sibuhuan. 

Selain itu, Siregar juga mengatakan, biaya kertas USBN yang harus ditanggulangi sebesar Rp.10.000/siswa. 

" Dari mana biayanya, kalau gak dari dana BOS, karna anak saya waktu ikut ujian USBN tidak ada minta biaya untuk itu," sebutnya. 

Menurut Siregar, baru-baru ini adanya ungkapan wakil ketua DPRD Palas H Irsan Bangun Harahap pada waktu kampanye dilapangan Merdeka Sibuhuan, mengatakan anggaran APBD 20% untuk pendidikan sudah realisasi. 

Namun, kenyataannya untuk biaya spanduk dan kertas USBN masih digerogoti dari dana BOS.

" Oleh karenanya, wajar saja kalau sekolah-sekolah banyak yang tidak terawat,".tukas Siregar. 

Selanjutnya, masyarakat meminta Bupati Palas agar lebih bijaksana menyikapi hal ini. Disdikbud Palas seakan beralih Tupoksi bukannya mengawasi malah 'berjualan' spanduk. 

Hal itu terbukti dengan banyaknya ditemukan sekolah yang kondisinya sangat memprintinkan dan  mengganggu proses belajar siswa. 

Seperti MCK yang tidak berfungsi, seng/atap sekolah yang bocor, mobiler yang berlobang/rusak, serta asbes sekolah yang mau rubuh. (Robert) 
Share:
Komentar

Berita Terkini