Benar, Khalayak Ramai Menonton Penganiayaan Kapolsek Atas Anggota

Admin
Sabtu, 07 Juli 2018 - 16:51
kali dibaca
Ilustrasi
Mediaapakabar.com-Terkait penganiayaan yang dilakukan Kapolsek Delitua terhadap bawahannya (anggota-red), Kapolrestabes Medan membenarkan hal tersebut.

"Ya, kita sudah mengetahui peristiwa itu dari berbagai media, namun belum dapat memberikan keterangan lebih jauh lagi," katanya melalui Humas Polrestabes Medan, Kompol Dailami menjawab wartawan di Medan, Sabtu (07/07/2018).

Meskidemikian, ia menyarankan agar untuk lebih jelas apa penyebab kejadian, langsung saja melakukan konfirmasi kepada Kapolsek bersangkutan.

Lebih lanjut ia mengatakan, selaku pimpinan dari seluruh jajaran Polsek, pihaknya belum bisa memberikan keterangan maupun klarifikasi atas kejadian itu.

"Makanya secara mendetail sehingga kejadian itu ramai beredar di media sosial masyarakat, kita pun mengetahuinya dari itu juga. Oleh karenanya belum mendapatkan secara gamblang bagaimana sesungguhnya," tambahnya.

Sebagaimana diketahui, Kapolsek Deli Tua, Kompol Bernad Leonardo Malau, diduga melakukan aksi arogan dengan menganiaya petugas jaga di Polrestabes Medan bernama, Bripda Alone.

Ironisnya, baru saja Polri merayakan Dirgahayu Polri ke -72 yang jatuh pada 1 Juli. Namun, aksi penganiayaan terhadap bawahan di tubuh Polri kembali terjadi pada Jum’at (06/07/2018) sekira pukul 9.15 WIB.

Kejadian berawal saat Kapolsek Delitua, Kompol Bernad Malau hendak masuk ke dalam gerbang Polrestabes Medan dengan mengendarai mobil pribadinya, Avanza silver plat BB 813 FP.

Seketika, seorang anggota Sat Sabhara yang bernama Bripda Alone yang saa itu tengah melakukan penjagaan di pos penjagaan Mapolrestabes Medan langsung memberikan arahan agar setiap mobil yang masuk harap membuka pintu kaca mobilnya, sayangnya himbauan itu tak berlaku kepada Kompol Bernad Malau.

Dari pandangan petugas jaga, dibalik pintu kaca mobil tersebut, tampak pria dengan mengenakan pakaian biasa yang sedang mengemudikan mobil tersebut.

“Yang bersangkutan tidak membuka kaca mobilnya. Sesuai peraturan, siapapun yang masuk wajib membuka kaca mobilnya. Lagian saya sudah katakan, kalau di jalan Polrestabes sedang dilakukan apel,” terang Bripda Alone, kepada wartawan.

Di saat bersamaan, perwira yang merupakan mantan Kapolsek Medan Timur itu lantas memaksa. Seakan tak terima diberitahu, Kompol Benhard lalu mengacungkan jari tengahnya.

“Lalu dia turun dari mobilnya sambil memegang baju dinasnya. Disitu saya baru tahu kalau dia itu komandan saya (Kapolsek). Dia langsung menarik saya sampai ke gedung Reskrim,” katanya.

Di halaman gedung Reskrim ramai pengunjung serta petugas lainnya. Kompol Bernhard mengepalkan lengan kanannya lalu memukul bahagian dada Bripda Alone dengan keras.

“Sambil megang baju, setibanya di depan gedung Reskrim dia langsung pakai baju dinas disitu dia bertanya ‘mana apelnya?’ lalu ditumbuknya dada saya sambil mengatakan’ Mau kau ku kutunjang?’ saya hanya bisa siap salah bang sambil kesakitan,” tutur, Bripda Alone.

Tak sampai disitu, Kompol Benhard Malau kembali menghardik Bripda Alone untuk melihat-lihat lebih dahulu siapa orangnya yang harus ditegur dan diberitahu. Lalu petugas jaga itu kembali diperlakukan kasar oleh sang atasan dengan meremas mulutnya. “Kemudian mulut saya dicekeknya,” katanya.

Sementara itu, Kompol Bernhard Leonardo Malau, saat dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut. Namun ia membantah atas tudingan telah melakukan pemukulan terhadap korban (Bripda Alone), hanya sedikit menyentuh mulutnya.

“Terimakasih sudah mengingatkan kami. Memang kejadiannya benar ada, tapi saya tidak ada melakukan pemukulan, saya hanya mendorong dadanya karena memakai rompi sekalian saya cek apakah rompinya ada memakai pelapis besi baja atau tidak. Memang saya agak kesal dengan sedikit meremas mulutnya,” ucap, Kompol Bernhard.

Terkait kejadian itu, perwira satu melati ini juga tak terima dituding sebagai sosok perwira polisi yang arogan sebagai aman yang disebutkan oleh Bripda Alone. Ia mengaku datang mengenakan baju kaos dengan celana dinas polisi.

“Saya tidak arogan. Saya tidak buka kaca karena kaca mobil saya rusak, tapi saya buka pintu. Saya buru-buru karena mau mengejar Vidcom. Jadi saya hanya menegur yang bersangkutan karena yang bersangkutan mengatakan lagi apel dan ternyata memang benar lagi apel. Bukan baju preman, saya pakai kaos olah raga dan celana dinas” akunya.

Dirinya juga mengatakan bahwa siap menerima resiko bila yang bersangkutan merasa keberatan. Bahkan diakuinya, persoalan hampir serupa yang dianggap lebih besar pernah dialaminya.

“Kalau memang yang bersangkutan tak terima silahkan saja, saya siap kok. Lagian masalah yang begituan lebih lagi pernah saya alami. Dan saya fikir, yang bersangkutan sangat cengeng. Tapi nanti saya akan kesana jumpai yang bersangkutan,” sebut B. Malau. (Agung/AS)
Share:
Komentar

Berita Terkini