Putri Gus Dur Mengaku Senang Berbuka Puasa Bersama di Aula Gereja Katedral

Admin
Sabtu, 02 Juni 2018 - 11:11
kali dibaca
Gereja Katedral bersama sejumlah kelompok adakan acara berbuka puasa bersama. Foto: Kompas
Mediaapakabar.com - Gereja Katedral bersama sejumlah kelompok, seperti Gusdurian, Komunitas Pustaka Bergerak Indonesia, dan Gerakan Kebaikan Indonesia, mengadakan buka puasa bersama di Aula Gereja Katedral, Jakarta Pusat, Jumat (1/6/2018).

Jumat sore, ratusan masyarakat dengan antusias menghadiri kegiatan tersebut. Sebelum berbuka puasa, Kepala Paroki Gereja Katedral Jakarta, Romo Hani Rudi Hartoko, mengajak serta warga yang hadir untuk berkeliling tempat-tempat yang ada di Katedral.

Hani juga memberikan pengetahuan terkait sejarah Katedral. 
"Kenapa Katedral dan Istiqlal berdekatan, itu ide dari Bung Karno. Ini menunjukan bahwa Indonesia hidup dalam harmoni dan persaudaraan. Tamu-tamu kenegaraan kadang kalau sudah mengunjungi Istiqlal, dia nyeberang kemari," ujar Hani seperti yang dikutip dari Kompas.com.
Hani mengaku senang dengan diadakannya kegiatan tersebut. Ia menilai, kegiatan ini bisa kembali mempertegas bahwa Indonesia merupakan negara Pancasila yang memiliki keragaman suku dan budaya.
Kegiatan ini juga diharapkan bisa meneguhkan umat Kristian atas insiden teror bom di Surabaya, yang terjadi beberapa waktu lalu.
"Dalam kesempatan ini, mereka juga ingin meneguhkan umat Kristiani yang mungkin beberapa waktu yang lalu sempat terpukul karena peristiwa di Surabaya, lalu mereka mengajak membuat sesuatu dan itulah dipakai kesempatannya untuk berbuka puasa," ujar Hani.
"Tanggal 1 Juni saat hari lahir Pancasila dan itulah semangat yang ingin dibangun dan meneguhkan semangat kerja bakti, sama-sama mempertegas kebangsaan toleransi dan solidaritas kemanusiaan," ujar Hani.
Putri Presiden Indonesia ke-4 KH Abdurrahman Wahid, Alissa Wahid, juga hadir dalam kegiatan tersebut.
Alissa mengatakan, kegiatan ini digelar untuk mempererat solidaritas antar agama, khususnya atas dampak teror di Surabaya.
Kegiatan ini juga dimaksudkan memberi pesan kepada pihak-pihak tertentu yang dianggap ingin memecah umat di Indonesia, bahwa rakyat Indonesia tetap bersatu di tengah goncangan apapun.
"Katedral kami pilih karena mengingat bom Surabaya. Kami ingin tunjukan solidaritas kami. Kalau memilih 1 Juni tidak kami rencanakan, ini rencana Tuhan ya, Tuhan mau kami kumpul memperingati hari Pancasila tanpa proyek-proyekan," ujar Alissa. "Ini juga jawaban kepada kelompok-kelompok yang menyebutkan kalau Indonesia itu harus disekat-sekat, kami enggak mau terima itu," ujar Alissa. (AS)
Share:
Komentar

Berita Terkini