Kecewa Calonnya Kalah Pemilu, Pendukung Marah Lalu Bakar Pesawat di Papua Nugini

Admin
Jumat, 15 Juni 2018 - 20:06
kali dibaca
Pesawat dibakar oleh pendukung yang marah. Foto: ABC News
Mediaapakabar.com - Para pendukung yang marah dari seorang kandidat yang kalah dalam pemilihan umum, membakar sebuah pesawat penumpang di Dataran Tinggi Papua Nugini.


Para saksi mengatakan, pesawat Dash 8 yang akan meninggalkan kota Mendi pada Kamis (14/6/2018) petang dihentikan dan dibakar.

Direktur Keperawatan Rumah Sakit Mendi, Anna Anda, mengatakan para pendukung calon yang kalah untuk kursi di provinsi Dataran Tinggi Selatan melakukan kerusuhan, ketika berita tentang keputusan pengadilan tentang pemilu sampai ke telinga mereka.

"Mereka mengamuk dan membakar semuanya, bahkan Air Niugini (pesawat)," katanya.
"Aku bisa melihat asap hitam naik, itu sangat mengerikan," imbuhnya seperti yang dilansir ABC News.

Air Niugini mengeluarkan pernyataan untuk mengonfirmasi pesawatnya telah dirusak.

"A Link PNG (anak perusahaan maskapai) DHC-8 pesawat dirusak dalam kerusuhan sipil di bandara Mendi, Provinsi Dataran Tinggi Selatan hari ini menyusul keputusan hasil pemilu," kata perusahaan itu.

" Pesawat mengalami kerusakan ketika perusuh menyerbu tarmak, dan National Airports Corporation juga telah menutup bandara," imbuhna.

Air Niugini mengatakan, penumpang dan awak pesawat turun dari pesawat.

Perselisihan mengenai kursi provinsi telah menyebabkan korban jiwa di Dataran Tinggi Selatan dan serangan terhadap bisnis yang sebelumnya dimiliki oleh Perdana Menteri Peter O'Neill.

Para saksi di Mendi mengatakan massa berusaha membakar lebih banyak bangunan dalam kekerasan baru.

O'Neill mengatakan, pemerintah akan mengadakan pertemuan darurat Dewan Keamanan Nasional untuk menanggapi kekerasan tersebut.

"Tindakan yang kita lihat hari ini di Mendi sangat memalukan," katanya.

"Keadaan darurat akan diumumkan, dan pasukan keamanan tambahan dikerahkan untuk mencegah perilaku melanggar hukum lebih lanjut," imbuhnya.

"Mereka yang terlibat akan ditahan oleh polisi dan diadili," ucap O'Neill. (AS)
Share:
Komentar

Berita Terkini