Jenazah Istri Bomber Gereja di Surabaya Ditolak Keluarga, Akan Dimakamkan di Tempat Ini

Admin
Rabu, 16 Mei 2018 - 17:10
kali dibaca

Mediaapakabar.com Polri menegaskan tak mempermasalahkan jika ada keluarga yang menolak mengambil jenazah pelaku terduga teroris yang melakukan pengeboman di sejumlah gereja.


Kadiv Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto mengatakan keluarga berhak menolak. Polri pun tidak bisa memaksa pihak keluarga untuk mengambil jenazah tersebut.
"Ya nggak bisa dipaksakan, kalau menolak hak dia (keluarga)," ujar Setyo di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, seperti yang dilansir Tribunnews, Selasa (15/5/2018).
Bila memang jenazah ditolak oleh pihak keluarga, maka Setyo mengatakan polisi akan memakamkan yang bersangkutan di tempat pemakaman yang sudah disediakan pemerintah.
Jenderal bintang dua ini menyebut ada prosedur khusus untuk pemakaman orang tak dikenal dan bakal dimakamkan oleh pemerintah.
"Kalau di Jakarta ada di Pondok Ranggon. Pemakaman untuk orang tak dikenal dan ditolak jasadnya ada lokasi untuk dimakamkan," kata Setyo.
Sebelumnya, jenazah pelaku pengeboman di tiga gereja Surabaya adalah satu keluarga.
Polisi mengaku belum mendapat kabar lebih lanjut terkait pemakaman keluarga pengebom ini.
Jenazah Puji Kuswati (43), pelaku teror bom di Surabaya, Minggu (13/5/2018), berasal dari Banyuwangi ditolak oleh keluarga besarnya.
"Puji itu bukan warga Banyuwangi. Sudah seharusnya ikut suaminya di Surabaya untuk dimakamkan," jelas Rusiono, anggota keluarga Puji.
Orangtua Puji Kuswati Syok
Satu pelaku bom bunuh diri tiga Gereja di Surabaya, Minggu (13/5/2018), berasal dari Banyuwangi, Jawa Timur.
Dia adalah Puji Kuswati (43), pelaku yang meledakkan diri bersama dua anaknya di Gereja Kristen Indonesia, Diponegoro.
Orangtua Puji, ‎pasangan H Koesni dan Hj Minarti Isfin, merupakan orang terpandang di Dusun Krajan, Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar, Banyuwangi.
Mereka pengusaha jamu tradisional.Kedua orangtua Puji masih menutup diri usai peristiwa ini. Saat kepala desa Tembokrejo, Sumarto, beserta jajaran mengunjungi rumah keluarga Puji, kedua orangtuanya menutup diri.
Hanya perwakilan dari pihak keluarga, Rusiono, yang mendampingi perangkat desa.
"Kami sangat terpukul mengetahui kabar ini," ujar Rusiono, perwakilan keluarga, kepada wartawan, Senin (14/5).
Menurut Rusiono, pihak keluarga sangat syok mendengar kabar ini. Keluarga tidak menduga Puji beserta anak-anaknya harus berakhir seperti ini.
Menurut Rusiono, selama ini pihak keluarga tidak setuju Puji menikah dengan suaminya, Dita Supriyanto.
"Sebelum Puji menikah, pihak keluarga tidak setuju. Suaminya itu terlihat agak aneh, terutama pemahaman soal keagamaan. Pihak keluarga di Banyuwangi sempat menolak, tapi dia tetap saja nekat menikah,” kata Rusiono. (AS)
Share:
Komentar

Berita Terkini