Hinca Pandjaitan : Komunitas Rumahela diyakini Dapat Mendongkrak Pendapatan Asli Daerah Samosir

Media Apakabar.com
Rabu, 30 Mei 2018 - 18:16
kali dibaca
DR Hinca IP Pandjaitan XIII SH MH ACCS selaku penasehat komunitas "Rumahela" saat memberikan arahan kepada MPA agar peduli lingkungan dan budaya di pinggiran Danau Toba Kel Siogungogung Kec Pangururan Kab Samosir, Kamis (24/5/2018).(Foto : lambok manurung)
Mediaapakabar.com-- Ditengah kesibukan selaku politikus tulen, DR Hinca IP Pandjaitan XIII SH MH ACCS terbukti paling peduli masalah budaya dan lingkungan. 

Bagi Hinca yang juga sekjen DPP Partai Demokrat mengaku, politik itu urusan kedua dan budaya adalah paling utama. Namun diakui, untuk menjalankan budaya itu membutuhkan cara “politik”.

Kepedulian itulah yang dibuktikan Hinca Pandjaitan, tepatnya di pinggiran Danau Toba, Kelurahan Siogungogung Kec Pangururan Kabupaten Samosir, Kamis (24/5/2018). Hinca bertindak selaku pembina/penasehat komunitas “Rumahela” mengajak masyarakat serta pemerintah untuk peduli lingkungan sekaligus “berikrar” untuk cegah api dari pembakaran hutan dan lingkungan.

Disampaikan Hinca Pandjaitan yang juga Sekjen DPP Partai Demokrat itu, sebagaimana diketahui keberadaan komunitas Rumahela untuk mempertahankan program pemerintah tentang Geopark Kaldera Toba. Komunitas Rumahela untuk menjaga keberadaan batu-batuan, tumbuh-tumbuhan dan kultur budaya. “Situs rumahela akan memperjuangkan Samosir bebas kebakaran hutan serta melestarikan kultur budaya,” terang Hinca.

Pada kesempatan itu, melalui layar slide dan tampilan gambar, Hinca Panjaitan menjelaskan keberadaan Rumahela di pinggang dolok Pusuk Buhit. Disebutkan, dolok Pusuk Buhit yang diyakini asal mula orang batak pantas mendapat perhatian lebih dari pemerintah.
Disebutkan, kondisi alam dan batu batuan di “sianjur mulamula sijambur mula tompa” (awal muasal) orang batak dolok Pusuk Buhit merupakan kepingan sorga yang pantas dilestarikan. Situs dolok pusuk buhit sangat bersejarah dan memiliki kondisi alam yang indah diatas Danau Toba.
Melalui tayangan gambar, Hinca menceritakan ulang awal berdirinya rumahela dengan banyak rintangan. Hinca tampak gemetar dengan berlinang air mata, menceritakan kegiatan ritual dan acara adat budaya yang harus dilakukan di rumahela. “Semuanya itu, untuk melestarikan budaya dan menjaga kearifan lokal menghormati para leluhur,” ujarnya dengan menyeka air mata.
Dengan memperlihatkan gambar dilayar slide saat acara pesta budaya dan ritual, tampak memiliki kesan tersendiri seakan terlibat dan mengandung pesan moral. Hinca pun mengajak Pemkab Samosir agar serius mengelola Pusuk Buhit untuk tempat wisata sejarah dan budaya. Sehingga dengan pesta budaya yang dilakukan gagasan komunitas rumahela diyakini dapat mendongkrak peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Samosir.
“Untuk itu, mari kita jaga jangan sampai ada titik api di pusuk buhit. Begitu juga ritual ‘manjou mulak mata mual’ harus tetap diagendakan, sehingga sumber air tetap ada,” ajak Hinca yang juga anggota Komisi III DPR RI itu.
Pada kesempatan itu, komunitas rumahela bekerjasama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalukan pelatihan kepada petugas Masyarakat Peduli Api (MPA). Sekitar 60 anggota MPA mengikuti pelatihan kepada 60 anggota MPA yang pesertanya dari se Kecamatan Kab Samosir. Petugas MPA diyakini dapat mengendalikan titik api di dolok Samosir dan pusuk buhit khususnya.
Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK Rafles Pandjaitan usai melakukan pembukaan pelatihan menyerahkan secara simboli 6 unit sepeda motor trail untuk menjelajah hutam bebas dari kebakaran. Juga beberap alat perlengkapan pemadam kebakaran ikut disumbangkan.
Sebelumnya, Bupati Samosir yang diwakili Mangihut Sinaga MM, mengaku berterimakasih kepada pegiat lingkungan sehingga Samosir nantinya dapat bebas kebakaran hutan. Kehadiran MPA berharap ada antisipasi pencegahan kebakaran hutan dan perlu juga edukasi pemberdayaan. (rel)
Share:
Komentar

Berita Terkini