Kisah Haru Tim Pemburu Hingga Berhasil Lumpuhkan Harimau Bonita

Admin
Selasa, 24 April 2018 - 10:25
kali dibaca
Harimau Bonita saat berada di dalam kurungan

Mediaapakabar.com - Menangkap harimau liar Bonita tidak semudah yang dibayangkan. Tim pemburu haru bersusah payah selama 113 hari untuk menangkap hewan yang telah menghilangkan nyawa pekerja perkebunan di Pelangiran, Inhil.

Tim terpadu ini, terdiri dari lintas instansi pemerintah dan lintas aktivis. Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, sebagai terdepan dalam penanganan konflik satwa dengan manusia. Dalam mencari Bonita, dilibatkan TNI/Polri, para aktivis lingkungan dan warga sekitar di Pelangiran, Inhil Riau.

Selama dalam mencari Bonita, tim terus bersama. Tak hanya itu saja, tim juga melakukan pendekatan ke warga agar ada kesepatan untuk tidak membunuh Bonita seperti yang dilansir Detik.com.

Mulai pagi, siang dan malam, tim bekerja keras bagaimana caranya untuk menangkap Bonita dalam kondisi hidup dan sehat. Bonita pernah ditembak bius malam hari, tapi gagal dan berhasil melarikan diri.

Puncaknya, Jumat (20/4) pagi jam 06.00 tim berhasil menembak bius Bonita. Usai ditembak, Bonita masih berjalan di lokasi wilayah berlumpur dan semak belukar sepanjang 1 km. Tim pun berjalan kaki mengikuti jejaknya. Setelah itu, satwa buas yang sudah langka ini akhirnya terduduk lemas dan tertidur pengaruh obat bius.

Saat itu tim medis langsung melakukan pemeriksaan terhadap denyut jantungnya. Tim medis menambah obat bius agar 'Raja Hutan' Sumatera ini bisa diangkut dengan aman di lokasi tersebut.

Seluruh proses evakuasi cukup melelahkan. Karena medan tertangkapnya Bonita sulit dilalui kendaraan. Bonita akhirnya dibawa lewat jalur sungai ke kota Tembilahan ibukota Inhil.

Dari Tembilahan, satwa berbadan belang kuning hitam itu, dibawa kembali ke Rengat, ibukota Kab Inhu. Dari sana, Bonita dikirim ke Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera di Dharmasraya, Provinsi Sumbar.

"Begitu semua selesai, tim di lokasi terharu. Kita saling berpelukan, ada yang meneteskan air mata, karena Bonita bisa terselamatkan dengan sehat," kata Kepala Bidang Wilayah I BBKSDA Riau, Mulyo Hutomo kepada detikcom, Senin (23/4/2018).

Menurut Hutomo, tim terpadu di lokasi kini pun merasa kehilangan Bonita. Ini karena 113 hari, tim hidup bersama dengan Bonita walau harus mencari ke sana ke mari.

"Memang kita berasa puas bisa menyelamatkan Bonita. Jerih payah yang cukup panjang, membuat kenangan tersendiri bagaimana uniknya Bonita ini," kata Hutomo.

Tim pernah terjebak selama 2 jam ditongkrongi Bonita di tengah hutan. Pun begitu, Bonita tidak membabi buta melakukan penyerangan. Bonita pergi setelah ada bantuan tim.

"Semua kenangan itu menjadi pengalaman hidup tim yang tidak akan pernah terlupakan bersama Bonita," kata Hutomo.

Malah kata Hutomo, kabar Bonita tertangkap begitu cepat menyebar ke sejumlah warga dan pekerja perkebunan sawit. Walau dulunya mereka takut, namun mendapat kabar Bonita berhasil selamat, mereka juga merasa kehilangan.

"Ada pekerja sawit yang selama ini sering bertemu Bonita juga merasa kehilangan," kata Hutomo.

"Bonita sudah ditangkap. Walau kami takut, tapi kami kehilangan juga. Karena selama ini kita sering melihatnya melintas di perkebunan sawit," kata seorang pekerja yang disampaikan Hutomo.

Hari-hari yang dulunya selalu ngerumpi soal Bonita, kini sudah tak ada lagi. Bonita sudah dievakuasi dari lokasi konflik.

"Bagi tim terpadu, pengalaman penanganan konflik Bonita hal yang tak bisa kami lupakan. Banyak hal pengalaman yang diberikan Bonita ke kita. Sadar atau tidak, Bonita sudah menyatukan kami yang selama ini berbeda pandangan dalam penanganan satwa, bisa menjadi satu pandangan, selamatkan Bonita amankan warga," tutup Hutomo.
Share:
Komentar

Berita Terkini